Masalah Budaya dan Kala Kemiskinan dalam Proses Digitalisasi Pendidikan

Ilustrasi seorang anak sedang belajar online menggunakan laptopnya. Sumber: Raconteur

Dewasa ini, semua orang sudah dihadapkan dengan dunia digital, tak terkecuali pendidikan. Digitalisasi pada pendidikan tentunya menimbulkan banyak pengaruh, seperti pengaruh pada budaya dan kemiskinan. Mengapa budaya dan kemiskinan bisa masuk ke dalam pengaruh digitalisasi pendidikan?

Sebelumnya kita harus mengetahui dulu mengenai konsep digitalisasi pendidikan. Digitalisasi pendidikan dapat diartikan sebagai pelaksanaan teknologi kecerdasan buatan yang ditujukan untuk generasi digital dengan tujuan untuk menyiapkan para generasi untuk memasuki pasar kerja digital dengan prinsip pembelajaran yang dilakukan seumur hidup, seperti yang dilansir pada Kompas.com, Kamis, (17/3).

Digitalisasi pendidikan sendiri memiliki beberapa analisis. Generasi digital diharapkan mampu memproses informasi yang berjalan secara kompleks, mampu berpikir secara sistematis dan kritis, menjadi kreatif, dan dapat memecahkan masalah nyata di dunia digital.

Digitalisasi pendidikan pun sama seperti mata uang yang memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu terdapat sisi positif dan negatifnya. Untuk sisi positifnya, kita dapat menyebutnya seperti digitalisasi pendidikan mampu mengganti metode dan praktik pengajaran lama ke sistem yang lebih baru, memberi pengaruh pada ekosistem pendidikan, memberikan hasil keterampilan digital yang dibutuhkan oleh ekosistem ekonomi dan bisnis digital.

Namun, dari segi negatif pun digitalisasi pendidikan pun memilikinya. Kita bagi saja menjadi tiga aspek besar sisi negatif digitalisasi pendidikan. Yaitu dari segi pendidikan secara langsung, budaya, dan kemiskinan.

Dilihat dari segi pendidikan, digitalisasi pendidikan akan bisa membawa risiko potensial mengabaikan proses pembelajaran afektif, mengubah hubungan antara guru dan mahasiswa, hilangnya kemampuan mental, penurunan keterampilan interpersonal, hilangnya minat membaca buku dan kemampuan untuk memahami teks-teks ilmiah, kecanduan layar, perkembangan radiasi dan kanker, belajar online pun memiliki kinerja yang lebih buruk dan mengalami banyak kesulitan, pendidik mengalami depresi karena harus terus mengejar kecepatan digital. Kemudian pengaruh negatif juga dirasakan pada setiap kampus jika mereka menerapkan digitalisasi pendidikan, seperti akan ada banyak lulusan dengan kepribadian yang terisolasi, kurang memiliki pendirian, tidak punya visi strategis, dan lain sebagainya.

Digitalisasi pendidikan juga akan menyebabkan masalah pada budaya jika kita tidak melihat dari banyak faktor. Contohnya seperti masyarakat yang akan dipaksa untuk menguatkan literasi digitalnya, tetapi literasi dasar atau membaca mereka belum maksimal bahkan tidak ada kemajuan. Bisa pula menurunkan proses suksesi atau perubahan budaya dari generasi tua ke generasi muda dan pelaksanaan dialektika serta menggagalkan proses suksesi dan transmisi nilai-nilai budaya secara efektif.

Yang terakhir yang tak kalah penting dari dampak adanya digitalisasi pendidikan ini adalah pengaruhnya pada kemiskinan. Yang terdampak di sini ada dua pihak penting yaitu pihak penyelenggara dan pengelola sekolah serta orang tua siswa atau masyarakat. Adanya pandemi Covid-19 ini memaksa pengelola sekolah juga berlari kencang untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan administrasinya secara online. Tak jarang pula sekolah ataupun perguruan tinggi yang berstatus swasta hanya mengandalkan biaya dari siswa atau mahasiswanya saja. Bagaimana jika sekolah atau PTS tersebut hanya memiliki sedikit siswa (mahasiswa) dan masih terakreditasi C?

Mahasiswa yang ada di perguruan tinggi berstatus C atau bahkan belum memiliki akreditasi tidak akan bisa mengambil ijazah saat mereka lulus karena peraturan dari Dikti. Tentunya hal ini akan melahirkan pengangguran di negara kita.

Hal-hal di atas memperlihatkan kepada kita semua bahwa pendidikan tidak merata di Indonesia. Digitalisasi pendidikan tidak akan maksimal dan tercapai jika pemerintah mengabaikan hal utama dan mendesak.

Penulis: Fara Trisna R

--

--

PUIPT Disruptive Learning Innovation

The Official Account of PUI-PT Disruptive Learning Innovation (DLI) Universitas Negeri Malang